Headlines News :

Ads google

Program Umrah 9 dan 13 Hari PT. Maharani Tours

Program Umrah 9 dan 13 Hari PT. Maharani Tours
Jl. Gn. Bawakaraeng No. 111E (Depan SPBU Terong) Telp. 0411-420600 WA 085395591962 Makassar

Propellerads

PropellerAds
Home » , » Tingkat Kemiskinan Sulsel Cenderung Menurun

Tingkat Kemiskinan Sulsel Cenderung Menurun

Written By komando plus on Sabtu, 02 Juli 2011 | 16.17.00

Jumlah penduduk miskin Sulawesi Selatan (Sulsel) dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Pada tahun 2006 tercatat penduduk miskin kota dan desa sebanyak 1.112.000 orang atau 14,57 persen. Dan pada tahun 2011 menurun menjadi 832.900 orang atau 10,29 persen.

MAKASSAR – KOMANDO Plus : Data resmi Badan Pusat Statistik Prop. Sulsel edisi 1 Juli 2011 menyebutkan, jumlah penduduk miskin atau yang berada di bawah garis kemiskinan pada bulan Maret 2010 sebanyak 913.000 atau 11,60 persen. Dibandingkan dengan keadaan pada bulan Maret 2011 yang berjumlah 832.900 atau 10,29 persen, yang berarti terjadi penurunan.

Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan tidak banyak berubah. Pada bulan Maret 2010, sebagian besar (83,54 %) penduduk miskin berada di daerah pedesaan.

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan Maret 2011, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis kemiskinan sebesar 75,54 persen.

Sedangkan pada periode Maret 2010 – Maret 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (PI) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

Selama Maret 2010 – Maret 2011, Garis Kemiskinan mengalami kenaikan, yaitu dari Rp 163.039 per kapita per bulan pada Maret 2010 menjadi Rp 179.933 per kapita per bulan pada Maret 2011. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa pernanan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan pernanan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, npendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2010, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 75,84 persen, tetapi pada bulan Maret 2011 peranannya menurun sedikit menjadi 75,54 persen.

Komoditi yang paling penting bagi penduduki miskin adalah beras. Pada bulan Maret 2011, sumbangan pengeluaran beras terhadap Garis Kemiskinan sebesar 38,98 persen di pedesaan dan 32,17 persen di perkotaan.

Selain beras, barang-barang kebutuhan pokok lain yang berpengaruh cukup besar terhadap Garis Kemiskinan adalah bandeng sebesar 5,86 persen di pedesaan, dan 6,98 persen di perkotaan. (Iskandar)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Design Editor by Iskandar
Copyright © 2014. Komandoplus - Media Cyber - Email: redaksikomandonews@gmail.com
_____________