Mayjen TNI Agus Surya Bakti bersama eleman masyarakat |
Silaturahim tersebut bertema Bersama Menjaga Indonesia dikomandoi oleh Pangdam XIV Hasanuddin dihadiri oleh sejumlah elemen masyarakat diantaranya kalangan buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), kalangan mahasiswa, kalangan pemuda, tokoh agama, kalangan pemerintahan, ormas dan orsos serta sejumlah elemen lainnya.
Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Agus Surya Bakti, dalam ceramahnya memaparkan tentang tugas pokok TNI dan kaitannya dengan perkembangan lingkup strategis berawal dari globalisasi yang merujuk pada demokratisasi, hukum, dan HAM.
Pangdam menjelaskan, konflik global yang terjadi lazimnya hanya sebagai sarana yang bertujuan untuk penguasaan terhadap wilayah energy, pangan, dan air.
Dalam konflik global tersebut, penggunaan teknologi pun menjadi cara yang diterapkan melalui Proxy war, Cyber warfare, Hybrid war, Information warfare, dan Asymetric warfare.
Situasi tersebut yang kemudian berpengaruh menjadi konflik regional hingga memberi efek ke Indonesia dan berdampak pada terjadinya perubahan drastis pada semua aspek kehidupan.
"Kita lihat anak-anak kita sangat berbeda dengan anak-anak kita dahulu. Anak-anak kita sekarang terlihat tidak mengenal sopan santun sebagai salah satu jati diri bangsa Indonesia," ujarnya.
Saat membuka sesi diskusi, mayoritas peserta dari berbagai elemen menyatakan komitmennya untuk tetap menjaga Indonesia dengan tetap menghormati keberagaman di Sulsel. Hanya saja dari elemen mahasiswa BEM Unismuh meski menyatakan komitmen yang sama namun juga mengemukakan ketersinggungannya menyaksikan penayangan video kekerasan aksi teroris yang pernah terjadi seperti bom Bali dan sebagainya.
"Terus terang kami merasa tersinggung atas penayangan video kekerasan aksi teroris yang ditayangkan tadi. Sebab kenapa kalau aksi seperi pembakaran mesjid tidak disebutkan sebagai teroris," protes salah seorang dari BEM Unimuh Makassar.
Namun hal tersebut ditepis oleh Pangdam dengan menyebutnya bahwa hal tersebut adalah sebuah fakta.
"Seperti itulah faktanya dik. Kita tak bisa mengabaikan fakta," terang Pangdam.
Ketua KSPI Sulsel, H. Jawarman, menyatakan mengapresiasi langkah Pangdam yang mempertemukan hampir semua elemen masyarakat terutama elemen tokoh agama dan ormas Islam Sulsel melalui kegiatan silaturahim, setidaknya untuk mengatisipasi efek kasus tragedi kemanusiaan di Myanmar yang saat ini sedang menjadi sorotan dunia tidak bergejolak di Sulsel. (red)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !