Headlines News :

Ads google

Program Umrah 9 dan 13 Hari PT. Maharani Tours

Program Umrah 9 dan 13 Hari PT. Maharani Tours
Jl. Gn. Bawakaraeng No. 111E (Depan SPBU Terong) Telp. 0411-420600 WA 085395591962 Makassar

Propellerads

PropellerAds
Home » » Diskusi Masika ICMI Sulsel Membuahkan Kekecewaan

Diskusi Masika ICMI Sulsel Membuahkan Kekecewaan

Written By komando plus on Jumat, 03 Agustus 2012 | 18.59.00

MAKASSAR - KOMANDO Plus : Majelis Sikir Kalam (Masika) ICMI Sulsel menggelar diskusi bertema "Mengurai Perspektif Metodologi Penetapan Ramadhan" dengan menghadirkan Prof. DR. H. Ali Parman MA serta mengundang Ustaz Lukman A. Bakti dari An Nadzir Mawang sebagai narasumber dengan moderator Supa Atha'na berlangsung di Sekretariat ICMI Sulsel, Jumat (3/8).

Hanya saja Prof. DR. H. Ali Parman MA tidak hadir dan digantikan oleh Prof. DR. Rasool Ghafari dari Iraq.

Prof DR Rasool Ghafari mengemukakan, ada dua rujukan utama yaitu al qur'an dan hadis Rassulullah SAW dalam menentukan hilal Ramadhan, namun terdapat perbedaan padangan dalam menentukan hilal Ramadhan itu karena berbagai cara dan metode yang dapat digunakan untuk itu.

Manurut Prof. DR. Rasool Ghafari yang juga dosen perbantuan di UIN Makassar itu, ada lima metode yang biasa digunakan dalam menentukan hilal Ramdhan yakni, pertama, secara ru'yah atau melihat atau menyaksikan. Ke dua, secara hisab atau menghitung. Ke tiga, mengikuti pendapat pemerintah atau suara mayoritas, Ke empat, berpegang pada dua orang saksi muslim yang adil. Dan ke lima yakni mengikut secara taklik kepada orang yang belum sampai atau belum memiliki pengetahuan yang mumpuni.

Sedangkan Ustaz Lukman A. Bakti mengemukakan, cara hisab dan ru'yah adalah salah satu dari berbagai cara yang dapat digunakan dalam menentukan hilal. Dan tanda-tanda alam adalah salah satu tanda yang memberikan kepastian bagi orang yang mengetahuinya bila terjadi pergantian bulan.

Menurutnya, perjalanan bulan itu dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah dan itu berlangsung secara sunnatullah.

Soal adanya alat canggih, Lukman mengatakan jangan sunnatullah yang mengikut untuk membenarkan hasil penggunan peralatan canggih, tetapi hendaknya peralatan canggih buatan manusia itulah yang digunakan untuk mengikut dan membenarkan sunatullah.

"Setiap terjadi pergantian bulan, maka tanda yang biasa terjadi di bumi antara lain terjadi air pasang puncak di laut selama beberapa menit yang hanya terjadi sekali dalam sebulan, bisa terjadi adanya petir atau awan mendung atau hujan rintik. Dan masih banyak tanda lain yang ditunjukkan oleh alam bagi yang mengetahuinya,” ujar Lukman.

Diskusi berlangsung agak alot serta menimbulkan kekecewaan bagi peserta diskusi lantaran pertanyaan seorang peserta bahwa siapa yang bertanggungjawab kepada Allah atas setiap fatwa yang dikeluarkan dan mempertanggungjawabkan umat yang mengikuti fatwa tersebut dan kapan professor itu memulai puasa Ramadhannya, tidak dijawab oleh Prof. DR. Rasool Ghafari, bahkan ahli matematika dari Iraq itu segera meninggalkan ruang diskusi saat diskusi masih berlangsung.

Lain halnya dengan ustaz Lukman yang tetap meladeni pertanyaan peserta hingga diskusi selesai. Lukman mengemukakan, apa yang diamalkan di An Nadzir, sang amirnya bersedia bertanggungjawab untuk pengikutnya dan terhadap amalan itu sendiri.

"Segala amalan di An Nadzir itu untuk kami. Orang suka atau tidak suka, itulah kami," tegas Lukman. (Isk)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Design Editor by Iskandar
Copyright © 2014. Komandoplus - Media Cyber - Email: redaksikomandonews@gmail.com
_____________