Situasi pengerjaan talud di dusun Gori-Gori |
Ruas jalan poros Bontokatute-Saotanre yang terletak di dusun Coddong desa Bonto Katute kecamatan Sinjai Borong memiliki medan yang cukup ekstrim, terlebih jika tiba musim hujan kerap menjadi langganan longsor. Padahal jalan tersebut adalah satu-satunya yang menghubungkan ke dusun lain seperti dusun Gori-Gori bahkan ke ibukota kecamatan setempat.
Di satu bagian jalan poros itu, terdapat kerusakan jalan sepanjang sekitar 300 meter akibat terjadinya longsor beberapa waktu lalu yang membuat warga dusun Coddong mengalami kesulitan mengakses layanan kesehatan karena kondisi geografis dan letaknya paling ujung dan terkesan terisolir.
Dari kondisi tersebut, pemkab Sinjai melalui SKPD terkait serta kepala desa setempat telah mengambil sikap untuk membantu warga masyarakat setempat. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) kabupaten Sinjai telah menggelontorkan bantuan hibah untuk rehabilitasi dan rekonstruksi paket perbaikan talud ruas jalan Bonto Katute-Saotanre TA 2017 yang dikerjakan oleh CV. SANI.
Hanya saja, kekecewaan warga masyarakat muncul lantaran proyek tersebut walau belum tuntas dikerjakan di tempat yang diprogramkan namun sudah dipindahkan ke tempat lain yang berdekatan dengan rumah tinggal seseorang. Diketahui, pemindahan proyek tersebut atas kehendak Sultan alias Hasan yang lokasinya berdekatan dengan rumahnya.
Sultan alias Hasan, warga dusun Gori-Gori, yang berhasil dikonfirmasi berhasil diperoleh keterangannya mengemukakan bahwa pemindahan lokasi proyek dari dusun Coddon ke dusun Gori-Gori disebabkan selain karena akses jalan yang jauh juga atas dasar permintaan warga masyarakat.
Ternyata, warga masyarakat yang menginginkan pemindahan lokasi proyek yang dia maksudkan itu adalah dirinya sendiri.
"Itu pindah ke sini (dusun Gori-Gori) karena akses jalan jauh pak, lagian karena atas permintaan warga, akan diselesaikan November pak," dalih Hasan. Namun Hasan juga mengakui bahwa waktu dan tempat dilakukannya musyawarah pemindahannya, itu tidak pernah ada melainkan cuma dirinya sendiri.
Kepala desa Bonto Katute, Masri, menanggapi hal tersebut menyatakan bahwa saat pengukuran dirinya dipanggil ke lokasi, tetapi saat akan dikerjakan dirinya hanya dihubungi vie seluler. Sedangkan saat hendak dipindahklan ke Gori-Gori dirinya tidak lagi mendapat pemberitahuan.
"Waktuna ji mau diukur saya dipanggil ke lokasi, tapi waktu mau na kerja cuma disampaikan lewat telepon seluler saja. Sedangkan waktu dipindahkan ke Gori-Gori tidak ada mi lagi penyampaian," ujar Masri.
"Seandainya disampaikan bahwa mau dipindahkan, maka saya pasti tunjukkan yang paling layak dilakukan, apalagi proyek belum selesai," tambah Masri.
Warga masyarakat setempat memprotes pemindahan lokasi proyek tersebut dan meminta tetap dikerjakan sesuai yang sudah diprogramkan.
"Itu adalah bantuan untuk warga masyarakat banyak, kenapa dipindahkan seenaknya seperti proyek milik pribadi," sorot warga setempat. (*)
Laporan: Sambar.
Editor: Iskandar.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !