Dua Aksi Unjuk Rasa Bersahutan, Berlangsung Tertib

Massa Garda Lontara Sakti Sulsel saat unjuk rasa

MAKASSAR - KOMANDOPLUS : Sekitar delapan puluh orang yang menamakan diri dari Garda Lontara Sakti Sulsel dipimpin Muhamad Dafriadi dan Korlap A.M. Fadli Mappasomba, menggelar aksi damai di bawah jembatan Fly Over jl. A.P Pettarani Makassar, Jumat (28/4/2017), terkait masalah kebebasan berpendapat di Sulsel, sekaligus sebagai respon atas intimidasi terhadap Anggota DPR RI Mukhtar Tompo yang terjadi beberapa hari terakhir.

Mereka melakukan orasi secara bergantian menggunakan pengeras suara megaphone dan membentangkan spanduk bertuliskan protes terhadap tindakan FKPPI Sulsel yang melakukkan demo di kediaman pribadi Mukhtar Tompo, anggota DPR-RI, dimana aksi tersebut dinilai pelanggaran atas UU NO. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Dalam pernyataan sikapnya, mereka antara lain menuntut pihak pendemo meminta maaf kepada Bapak Mukhtar Tompo atas tindakan yang dinilai tidak berlogika.

Usai menggelar aksinya di bawah jembatan Fly Over, mereka kemudian melanjutkanya di depan kantor Gubernur Sulsel, selanjutnya melanjutkan orasi yang sama ke Polda Sulsel Jln. Perintis Kemerdekaan Makassar hingga membubarkan diri dengan tertib.

Massa FKPPI saat unjuk rasa

Sehari sebelumnya, Kamis (27/4/2017), sekitar pukul 12:40 Wita di kantor Sekretariat DPD-I Partai Hanura di Kompleks Ruko Pa'Baeng Jln. S. Alauddin kecamatan Tamalate kota Makassar, berlangsung aksi unjuk rasa oleh sekitar seratus orang massa FKPPI cabang Makassar, Gowa, dan Maros dipimpin oleh Sekretaris PD XIX, Suwandi Mahendra.

Aksi tersebut mereka lakukan terkait pernyataan anggota DPR-RI dari Partai Hanura, Muchtar Tompo, yang dianggap memojokkan Syahrul Yasin Limpo (SYL) Ketua FKPPI Sulsel yang juga gubernur Sulsel melalui salah satu koran terbitan Makassar.

Dalam aksinya itu mereka membentangkan kain putih ukuran satu kali satu meter bertuliskan "FKPPI meminta pertanggung jawaban Mukhtar Tompo atas pernyataannya yang menghujat SYL". Tulisan spanduk lainnya menyebut, "Muhtar Tompo tugasmu mewakili rakyat bukan menghujat dan memprovakasi rakyat".

Mereka juga mendesak Muhtar Tompo untuk melakukan permintaan maaf dalam waktu 2 x 24 jam melalui media yang sama dan  permintaan maaf secara tertulis kepada ketua FKPPI, DR. Syahrul Yasin Limpo.

Dalam pernyataan sikapnya, pengunjuk rasa mengutip pernyataan Mukhtar Tompo yang dimuat salah satu media Makassar edisi Senin (24/4/2017) yang menyebut tentang bendungan Kareloe antara lain :

"Bahwa SYL hanya menjual bendungan Kareloe sebagai alat kampanye saat hendak maju pada pilgub Sulsel yang lalu.

Bahwa bendungan Kareloe hanya dijadikan sebagai pemanis bibir dan sandiwara politik serta untuk kepentingah politik.

Dan seandainya saya SYL, pasti saya merasa malu terhadap masyarakat Jeneponto dan Gowa."

Pernyataan itulah yang oleh pihak FKPPI menilainya tendensius dan bersifat provokatif terhadap warga masyarakat kabupaten Gowa dan Jeneponto Sulsel yang dapat merusak kredibilitas dan nama baik SYL.

Menyikapi aksi tersebut, Wakil Ketua Partai Hanura Sulsel, Burhanuddin Baso Tika, menerima pengunjuk rasa di ruang rapat kantor Sekretariat DPD 1 Hanura pada pukul 13.00 wita.

Dari pertemuan itu, pihak Partai Hanura berharap persoalan ini secepatnya selesai dan berjanji akan menjembatani dengan Muktar Tompo sehubungan Muktar Tompo adalah pengurus DPP Partai Hanura, dan bukan pengurus DPD Sulsel.

Usai pertemuan yang berakhir pada pukul sekitar 13.20, peserta pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tertib. (*)

Laporan: Ilo.
Editor: Iskandar.