MAKASSAR - KOMANDOPLUS : Perkembangan harga konsumen di provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi sebesar 0,54 persen pada September 2015 dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 121,06.
Dari 82 kota IHK, tercatat 46 kota mengalami inflasi sedangkan 36 kota lainnya mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1.33 persen dengan IHK sebesar 123,20, dan inflasi terendah terjadi DKI Jakarta sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 122,38.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel yang dirilis per 1 Oktober 2015 menyebutkan, terjadinya inflasi di Sulsel karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks enam kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar; sandang; kesehatan; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga.
Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam SE, pada jumpa pers, Kamis (1/10/2015) menjelaskan, ada sepuluh jenis komoditas yang dominan sebagai penyumbang terjadinya inflasi Sulsel per September 2015, yaitu beras, akademi/perguruan tinggi, emas perhiasan, tempe, tahu mentah, mie, bandeng, dacing ayam ras, nasi dengan lauk, dan cabe rawit.
Sebaliknya, komoditi yang dominan menyumbang terjadinya deflasi yakni bawang merah, cabe merah, bensin (pertamax), tomat sayur, ayam hidup, kol putih kubis, kangkung, kentang, labu parang/manis/merah, dan minyak goreng.(is)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !