Bongkahan batu "aneh" yang ditemukan warga desa Barambang Sinjai. |
Bongkahan batu ukuran panjang sekitar 150 cm hingga 300 cm dengan diameter 50 hingga 80 cm ditemukan saat warga masyarakat setempat sedang merintis pembukaan jalan menggunakan alat berat excavator. Awalnya, saat alat berat excavator menggali tanah, bak axcavator menghantam sebuah bongkahan batu. Setelah diangkat, batu tersebut ternyata sebuah batu besar yang terlihat seperti batu peninggalan sejarah.
(berita terkait: http://www.komandoplus.com/2018/09/saat-merintis-pembuatan-jalan-warga.html?m=1)
Batu tersebut sementara ini disebut batu "aneh" sebab belum diketahui pasti, apakah batu itu adalah batu peninggalan purbakala atau hal lainnya.
Penampakan batu "aneh" yang tersusun dan masih tertancap di bukit. |
Menelusuri informasi tentang desa Barambang kaitannya sebagai kawasan adat tertentu, tiga orang sumber yang ditemui yakni Ismail seorang tokoh adat desa Barambang yang juga Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Babong, dan Tenten, walau masing-masingnya ditemui di tempat berbeda, namun ke tiganya memberikan informasi yang senada.
Bahwa dahulu di jaman Belanda, di area ditemukannya batu itu pernah terdapat sebuah perkampungan yang banyak dihuni penduduk. Kalangan penduduk tersebut membentuk sebuah komunitas tertentu. Dan nanti sekitar tahun 1960-an baru komunitas penduduk itu dipindahkan di pinggir jalan.
Bongkahan batu "aneh" yang nyaris terjatuh dan tertahan batang pohon |
Namun asumsi lainnya menyebutkan bahwa bongkahan batu itu dipersiapkan oleh komunitas penduduk itu untuk menjatuhkannya dari atas jika ada musuh yang hendak menyerang dari bawah bukit.
Istilah "Batu Barae" dalam bahasa Konjo mengandung arti kandang. Hanya saja, menurut warga, orang tua terdahulu setempat tidak menjelaskan secara detail kandang yang dimaksud itu apakah kandang sapi, kandang kerbau, atau kandang kuda.
Tanpa panah merah adalah bukit ditemukannya bongkahan batu "aneh" |
"Pas dapat bongkahan batu itu pernah satu hari cuma 3 meter saya kerja. Bahkan alatku sudah empat kali rusak, dan banyak kendala lainnya yang saya alami," ujar Hawir.
Manurut Kepala Desa Barambang, Buhari SE, jalanan yang dirintis itu kelak akan mempunyai tiga kegunaan, yakni selain dapat digunakan sebagai jalan tani bagi masyarakat setempat, juga akan digunakan oleh wisatawan menuju air terjun kembar, serta saluran airnya bisa digunakan untuk pengairan sawah hingga ke desa Biji Nangka. (*)
Laporan: Sambar.
Editor: Iskandar.
____________________
Alamat Redaksi: Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 14 Telp. (0411) 854127 - 854424 Hotline 085395591962 - 081342377788 - 085255426133 Makassar Sulsel. Pem Red/Pen Jab: Andi Iskandar. WA App. Android: 085395591962. Web: http://www.komandoplus.com/ Email: redaksikomandonews@gmail.com Wartawan media online komandoplus.com dalam menjalankan tugas dibekali kartu pers yang masih berlaku.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
BalasHapusAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
BalasHapus