AKP Syamsul Bahri S.Sos,MM |
Judul khutbah yang diangkatnya yakni Idul Adha bermakna Hakekat Perjuangan dan Pengorbanan.
Inti dari khutbahnya itu adalah bagaimana kita sebagai hamba ciptaan Allah SWT berjuang menghilangkan sifat-sifat tercela yang mengarah kepada perbuatan dosa.
Menurutnya, di dalam moment Idul Adha itu terdapat beberapa sosok manusia sabar, saleh, taat dan patuh, serta rela berkorban karena Allah, diantaranya ada nabi Ibrahim AS dan isterinya, Siti hajar, serta nabi Ismail AS, anaknya.
Sebagaimana dikisahkan, Nabi Ibrahim AS memerankan manusia yang memilki sifat taat dan patuh. Dia menerima perintah Allah hanya melalui mimpi, lalu Ibrahim rela mengorbankan anak semata wayangnya bersedia menyembelihnya Ismail AS.
Nabi Ismail AS memerankan sebagai manusia yang memiliki sifat sabar. Karena kesabarannya itu, dirinya rela disembelih untuk dikorbankan. Namun karena kehendak Allah SWT, kejadian itu berujung pada penyembelian seekor kibas yang menggantikan posisi nabi Ismail sebagai sembelihan sehingga nabi Ismail AS selamat dari penyembelihan itu.
Sedangkan Siti Hajar, isteri nabi Ibrahim, manusia yang memerankan manusia yang penuh dengan pengorbanan. Saat Ismail, anaknya, masih kecil, Siti Hajar rela diasingkan disuatu tempat dengan membawa Ismail kecil oleh Ibrahim AS. Dimana di tempat itu tidak terdapat adanya tanda kehidupan sebab daerahnya tandus dan gersang.
Suatu ketika, Ismail kehausan sedangkan air susu ibunya tidak ada, disitulah Siti Hajar bingung mencari dimana dapat ditemukan air di tempat gersang dan tandus itu. Siti Hajar kemudian meninggalkan Ismail untuk pergi mencari air dan berlari bolak balik hingga tujuh kali dari Syafa ke Marwah.
Jika Siti Hajar berada di Syafa memandang ke Marwah, dilihatnya dari kejauhan laksana sebuah hamparan permukaan air lalu didekatinya, namun kemudian didapatinya hamparan air itu yang hanya sebuah fatamorgana. Begitu juga sebaliknya, jika Siti Hajar berada di Marwah memandang ke Syafa maka ditemukannya keadaan itu dengan kondisi yang sama.
Hingga suatu ketika, dalam kondisi yang sudah hampir putus asa, Siti Hajar tiba-tiba melihat air yang terpancar dari muka bumi melalui bekas hentakan kaki bayi Ismail. Ketika itulah Siti Hajar berteriak, "Zam ... zam ... zam (berkumpul, berkumpul ... berkumpul),".
Kejadian-kejadian itulah yang hari ini terabadikan menjadi syariat pelaksanaan ibadah haji. Sedangkan teriakan Siti Hajar terhadap air yang terpancar dari bumi melalui bekas hentakan kaki bayi Ismail itu, kini dikenal dengan air zam-zam.
Tak lupa Kapolsek Kajang mengajak jamaah Idul Adha untuk mengirimkan doa kepada saudara-saudara kita yang sedang berada di Mina sedang menjalankan tahapan akhir ibadah Haji, dan yang tertimpa bencana gempa bumi di Lombok NTB. Semoga mereka semua diberi kekuatan lahir dan bathin serta tabah dalam menghadapi cobaan dari Allah swt.
Di bagian akhir khutbahnya, Kapolsek Kajang menyampaikan permohonan maaf atas nama keluarga dan personil Polsek Kajang bilamana ada sesuatu yang dirasakan tidak berkenan dirasakan selama menjalankan tugas dan tanggung jawab selaku pemelihara kamtibmas di tanah Kamase masea Kajang. (*)
Laporan: Sambar.
Editor: Iskandar.
____________________
Alamat Redaksi: Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 14 Telp. (0411) 854127 - 854424 Hotline 085395591962 - 081342377788 - 085255426133 Makassar Sulsel. Pem Red/Pen Jab: Andi Iskandar. WA App. Android: 085395591962. Web: http://www.komandoplus.com/ Email: redaksikomandonews@gmail.com Wartawan media online komandoplus.com dalam menjalankan tugas dibekali kartu pers yang masih berlaku.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !