Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam SE |
Data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulsel per 02 Oktober 2017 mencatat Inflasi terjadi di Pare-Pare 0,10 persen dengan IHK 136,39. Deflasi tertinggi di Watampone sebesar -0,14 persen dengan IHK 126,73 dan deflasi terendah di Palopo -0,04 persen dengan IHK 127,48.
Deflasi yang terjadi di Sulsel pada September 2017 ini disebabkan oleh turunnya harga pada dua kelompok pengeluaran yang di tunjukkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar -1,39 persen; dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan -0,04 persen, meskipun lima kelompok lainnya inflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,08 persen; kelompok perumahan, air, listirik, gas dan bahan bakar 0,17 persen kelompok sandang sebesar 0,63 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,48 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 2,64 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-September) 2017 Sulsel sebesar 3,39 persen, dan laju inflasi Year on Year (September 2017 terhadap September 2016) sebesar 4,17 persen.
Kota Makassar pada September 2017 mengalami deflasi 0,08 persen, tingkat inflasi tahun kalender sebesar 3,30 persen dan tingkat tahun ke tahun (September 2017 terhadap September 2016) sebesar 4,07 persen.
Menjawab pertanyaan soal pendidikan sebagai kelompok pengeluaran yang memberi kontribusi atas terjadinya inflasi kaitannya dengan adanya program pendidikan gratis, Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam SE, menjelaskan bahwa inflasi pada kelompok pendidikan tersebut umumnya terjadi di sekolah-sekolah swasta dan perguruan tinggi swasta terkait dengan awal tahun ajaran baru termasuk pembayaran SPP. (isk)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !