BANTAENG - KOMANDOPLUS : Seekor burung langka ditemukan di hutan Desa Pattanetang Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan oleh Balang Institute bersama Burung Indonesia.
Balang Institute bersama Burung Indonesia, VBN Belanda dan RSPB Inggris melakukan eksplorasi keanekaragaman hayati di hutan Desa Pattanetang Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng yang dilaksanakan pada 6 hingga 7 Mei 2017.
Eksplorasi tersebut adalah bagian dari program peningkatan layanan ekosistem dan keanekaragaman hayati di Key Biodiversity Areas (KBA) Karaeng-Lompo. Dan pada pukul 13.20 Wita di ketinggian 1500 meter diatas permukaan laut (mdpl) tim eksplorasi berhasil menemukan burung endemik Lompobattang yakni sikatan Lomppobattang atau flycatcher lompobattang - ficedula bonthaina. Selain sikatan lompobattang, juga ditemukan tarsius, dan katak endemik lompobattang.
Qiko Zulkifli dari Balang Institute selaku koordinator lapangan tim eksplorasi mengatakan, “Untuk eksplorasi permulaan yang dilakukan secara cepat, temuan kita sudah sangat luar biasa, medan yang berat dan cuaca yang tidak menentu kami berhasil menjelajah hingga ketinggian 1.800 mdpl, dan menemukan sikatan lompobattang yang memang menjadi tujuan utama eksplorasi ini.”
Sedangkan Dr. Baren Van Gemerden dari VBN Belanda mengemukakan, “Hutan desa Pattaneteang sangat luar biasa dengan kekayaan keanekaragam hayatinya, kami tidak sia-sia mendaki medan hutan, kami akan berkunjung kembali tahun depan untuk melihat lebih jelas sebaran flycatcher lompobattang."
Kepala Desa Pattaneteang, Lukman Bundung, menjelaskan keberadaan peneliti asing di desanya tidak lepas dari upaya mesyarakat menerapkan pola pengelolaan lahan yang ramah lingkungan.
“Temuan satwa endemik di hutan desa Pattaneteang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Peraturan Desa (Perdes) mengenai kawasan perlindungan keanekaragaman hayati, yang diharapkan bisa mendukung skema pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di desa pattaneteang,” ujar Lukman.
Desa Pattaenteang merupakan salah satu lokasi yang mendapatkan dana hibah Critical Ecosistem Partnership Program (CEPF) untuk mengembangkan pendekatan bentang alam dalam pelestarian alam yang membawa manfaat bagi keragaman hayati dan masyarakat di sekitarnya. Hal tersebut diterapkan karena Pattaneteang merupakan daerah dengan keragaman hayati tinggi tetapi bentang alamnya juga merupakan bentang alam produktif bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Kegiatan yang dilakukan di bentang alam ini meliputi penerapan pengawasan hutan secara partisipatif oleh masyarakat sekitar hutan, pemantauan keragaman hayati, diversifikasi mata pencaharian melalui ekowisata dan pengembangan usaha kecil, serta peningkatan penyadartahuan konservasi dan perbaikan metode bertani. (*)
Laporan: Sambar.
Editor: Iskandar.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !