Kombes Pol. Endi Sutendi (kiri), H. Jawarman (kanan) |
Puluhan aktivis buruh memenuhi ruangan aula Mapolrestabes Makassar sebagai respon undangan Kapolrestabes Makassar, usai shalat Jumat (28/4/2017) siang. Diantaranya tampak Ketua KSPI Sulsel, H. Jawarman, Ketua KSBSI Sulsel, Andi Mallanti, Sekretaris KSPSI Sulsel, Abd. Muis, Ketua GBS, Agus Toding, dan para pengurus federasi serikat buruh kota Makassar.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Endi Sutendi, dalam arahannya mengapresiasi kaum buruh yang bermaksud merayakan "hari lebarannya" dengan berbagai kegiatan baik kegiatan yang dilakukan secara in door maupun yang dilakukan di ruang publik.
Namun Kapolrestabes Makassar mengharapkan kalangan buruh dalam melaksanakan "hajatan besarnya" terkait May Day 2017 agar tetap menjaga citra kota Makassar sebagai kota aman walau berlangsung aksi unjuk rasa. Karena itu, pihak kepolisian Makassar akan mengawal pengamanan berlangsungnya aksi May Day tersebut.
"Kita dukung buruh melakukan aktivitas sebagai wujud kegembiraannya di "hari lebarannya", kita akan kawal untuk pengamanannya. Saya sudah perintahkan kapolsek-kapolsek untuk mengamankan. Tapi kami juga berharap agar buruh memahami fungsi kita masing-masing dan memahami keadaan petugas di lapangan," ujar Endi Sutendi.
"Saya harapkan kegiatan yang dilaksanakan dapat kondusif , harmonis, humanis dan tidak ada permasalahan," tandasnya menambahkan.
Menanggapi itu, kalangan buruh menyatakan tidak ada niat untuk melakukan anarkis dalam aksi buruh khususnya perayaan May Day. Buruh hanya menyuarakan aspirasinya terkait hak-haknya selaku buruh kerap diabaikan oleh pihak pengusaha.
Kalangan buruh berpandangan, jika semua pengusaha taat pada aturan khususnya terkait soal ketenagakerjaan, maka bisa dipastikan tidak akan ada lagi aksi buruh di jalanan. Mereka juga mengungkap keluhan masih adanya beberapa pengusaha di kawasan KIMA Makassar yang diduga kuat melakukan pelanggaran ketenagakerjaan.
Selain itu kalangan buruh meminta pihak pengusaha menghargai buruh dengan meliburkan buruhnya pada hari May Day.
"Kami minta pihak pengusaha untuk meliburkan buruhnya pada hari May Day itu. Dan pada pekerjaan yang terkait pelayanan publik seperti rumah sakit dan PLN agar pengusaha mengatur pelaksanaan liburnya," pinta Sekretaris KSPSI Sulsel, Abd. Muis.
"Buruh itu tidak niat melakukan aksi anarkis. Tidak ada gunanya. Tapi ketika muncul persoalan terkait hak-hak buruh diabaikan pengusaha yang berujung pada urusan perut, kondisi ini mudah memicu naiknya tekanan darah," ujar Ketua GBS, Agus Toding.
Atas keluhan buruh tersebut, Kapolrestabes Makassar memerintahkan Kasat Intel untuk melakukan investigasi dan menjembataninya dengan pihak pengusaha ihwal tersebut. (Iskandar)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !