Aktivis serikat buruh yang tergabung di dalam Komite Aksi Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan Buruh Migran (KAPPRT-BM) Sulawesi Selatan menyatakan turut mengecam kekerasan terhadap PRT Toipah yang diduga dilakukan oleh oknum anggota DPR, Ivan Haz.
Ketua KSBSI Sulsel, Sibali SE, salah seorang focal point KAPPRT-BM Sulsel menyatakan keprihatinannya atas tindakan kekerasan yang dialami oleh PRT Toipah, terlebih karena itu diduga dilakukan oleh seorang wakil rakyat.
"Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Apalagi terjadinya di rumah yang pemiliknya seharusnya menjadi contoh dalam mengayomi rakyat. Dan apapun status sosialnya, pelaku harus diproses sesuai hukum yang berlaku," ujar Sibali yang berbicara via seluler yang saat ini berada di jakarta, Rabu (7/10/2015).
Sementara focal point lainnya, Iskandar, justru mensinyalir terhambatnya pengesahan RUU PRT di DPR RI yang sudah memasuki masa sebelas tahun, itu lantaran adanya kepentingan oleh oknum pembuat undang-undang itu sendiri dalam menggunakan tenaga PRT.
"Sudah banyak fakta kekerasan yang dialami pekerja rumah tangga domestik, sehingga sudah selayaknya ada regulasi yang mengatur tentang hak dan kewajiban masing-masing pekerja yang bekerja di dalam area rumah tangga dengan majikannya sehingga kedua pihak masing-masing terlindungi," ujar Iskandar.
"Dan khusus kekerasan yang menimpa PRT Toipah, kami mengecam kejadian yang seperti itu," tambahnya sembari meminta pihak yang berwajib untuk mengusut dan memproses tuntas kasus PRT Toipah.
KAPPRT-BM Sulsel menaungi tiga konfederasi serikat pekerja yakni Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), dan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI). (*)
A.jpg)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !