Pembangunan RSP UIN Alauddin Terancam Terbengkalai

MAKASSAR – KOMANDOPLUS : Pembangunan Rumah Sakit Pusat (RSP) UIN Alauddin Makassar yang dimulai sejak tahun 2011 hingga kini pelaksanaannya belum rampung lantaran lambatnya kucuran dana dari Kementerian Agama RI. Padahal finalisasi kucuran dana tersebut seharusnya sudah clear pada tahun 2014 ini.

Terhambatnya penyelesaian proyek kementerian Agama RI bernilai ratusan milyar rupiah di Makassar itu dikuatirkan dapat terbengkalai, sebab saat ini selain bangunannya tidak bisa dimanfaatkan apa-apa melainkan hanya menjadi tempat hunian mahluk gaib, juga belum adanya kepastian kapan kegiatan proyek tersebut dapat dilanjutkan kembali.

Data diperoleh menyebutkan, dari total dana yang dianggarkan sebesar Rp 223.527.325.000 untuk menyelesaikan rumah sakit tersebut, dana yang baru dikucurkan masing-masing (dalam angka kisaran) pada tahun 2011 tahap perencanaan Rp 1.9 milyar, tahun 2012 tahap pembangunan Rp 45,228 milyar, tahun 2012 APBNP lanjut Rp 14,287 milyar , dan tahun 2013 lanjutan Rp 19,201 milyar. Sementara pada tahun 2014 kondisi keuangan proyek bernilai nihil.

Pembantu Rektor (Purek) II UIN, Prof. Drs. H. Musafir, yang ditemui menjelaskan, pembangunan RSP UIN Alauddin Makassar tersebut sudah berjalan empat puluh lima persen fisik. Kelanjutan pelaksanaannya tinggal menunggu kucuran dana dari Kementrian Agama RI di Jakarta.

Pada sisi lain, pihak UIN Alauddin Makassar akan melelang sebagian pelaksanaan pembangunan proyek itu senilai Rp 12 Milyar.

Selain itu, pelaksanaan pembangunannya bukan lagi dari pihak Waskita saja dikarenakan perusahaan kontraktor tersebut tidak memenangkan tendernya, namun siapa saja yang siap dan memenangkan tendernya agar tidak menimbulkan kontroversial.

Pihak UIN Alauddin Makassar berharap, pembangunan RSP UIN Makassar yang saat ini sedang mandeg bisa segera dilanjutkan dan selesai pada waktunya agar bisa melayani masyarakat kecil menengah maupun besar.

Karena terletak di lokasi yang cukup strategis sebab berada di seputaran perbatasan Makassar dengan kabupaten Gowa sehingga memungkinkan kemudahan akses oleh warga masyarakat yang dekat dari desa ke kota.

Rumah sakit tersebut jika telah selesai, rencananya akan beroperasi dengan mengedepankan kualitas pelayanan dan perawatan. “Kualitas pelayanan dan perawatan itu yang utama diperoleh pihak pasien kelak,” pungkas Prof. Drs. H. Musafir.

Laporan: Saleh

Editor: Iskandar