Jenazah Abah Rangka saat hendak dishalati |
Almarhum Ustadz Rangka Hanong yang kerap dipanggil oleh jamaahnya sebagai Abah Rangka wafat dalam usia 52 tahun disebabkan sakit stroke yang dideritanya.
Vonis meninggalnya pemimpin komunitas Islam berciri sorban dan jubah warna hitam disertai rambut panjang sebahu warna pirang itu awalnya muncul dari pihak medis saat Abah Rangka dilarikan ke rumah sakit setempat karena tiba-tiba terjatuh. Setelah dilakukan pemeriksaan medis, pihak dokter memastikan Abah Rangka wafat pada Selasa (4/4/2017) dini hari menjelang subuh lalu dibawa pulang ke rumahnya di kampung Batua area perkampungan mukmin An Nadzir.
Namun terjadi kontaversi soal vonis kematian itu disebabkan kalangan jamaah dan keluarga almarhum belum sepenuhnya meyakini soal vonis kematian tersebut setelah beberapa dari anggota keluarga almarhum maupun sejumlah jamaah masih menemukan tanda-tanda 'hidup' yang terdapat pada tubuh almarhum sehingga almarhum tidak segera dimakamkan pada siang harinya.
Nanti pada esok harinya Rabu (5/4/2017) subuh hari, barulah kalangan keluarga dan jamaah almarhum meyakini amirnya telah benar-benar wafat setelah tanda yang sebelumnya mereka temukan sudah tidak lagi ditemukan dibarengi dengan terdapat darah yang keluar dari hidung almarhum sebagai sinyal telah pecahnya pembuluh darah.
Ust. Abah Rangka semasa hidup |
"Saya kalau ukuran tekanan darahku dibawah 250 saya pasti oleng sebab tidak normal. Nanti 250 baru normal," ujar almarhum Abah Rangka kepada wartawan ketika masih hidup.
Sebelumnya, walau menderita kelumpuhan sebagian anggota tubuhnya akibat serangan stroke yang terjadi sekitar tiga tahun lalu, almarhum masih tetap beraktifitas sebagaimana saat kondisi sehatnya untuk membimbing dan membantu para jamaahnya dalam beraktifitas sehari-hari.
Pada Selasa (4/4/2017) tidak lama setelah tersiar kabar hasil pemeriksaan medis yang menyatakan Abah Rangka telah wafat, sejumlah petinggi birokrasi dan aparat keamanan kabupaten Gowa tampak hadir melayat di rumah almarhum. Diantaranya Camat, Kapolsek, dan Danramil serta lurah setempat, kalangan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, warga masyarakat, dan para jamaah An Nadzir dari sejumlah daerah. Dan dua karangan bunga duka cita tampak terpajang yang berasal dari bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, dan mantan bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo.
Sebelum Amir Majelis An Nadzir tersebut wafat, sejumlah jamaah mengaku telah disampaikan sebelumnya bahwa Amirnya memberitahukan bahwa dirinya akan meninggal dalam waktu dekat meski tak menyebutkan jelas waktu kejadiannya. Dan pasca wafatnya itu, sementara ini kepemimpinan Abah Rangka dilanjutkan oleh ustadz Ir. Lukman A. Bakti. (isk)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !