Berkelahi Dengan Kakak Kelas, Siswa Kelas I SMA Ditahan Polisi

Ilustrasi

LUTRA – KOMANDOPLUS : Dua orang siswa SMA I Sukamaju Luwu Utara (Lutra) masing-masing Rafli Saputra (kelas I) dengan I Gusti S (kelas III) berkelahi saat jam istrahat, Selasa (18/2/2014) lalu. Atas kejadian itu Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) lalu memanggil keduanya berikut masing-masing orang tua mereka dipertemukan untuk dibina dan didamaikan.

Meski orang tua Rafli telah beberapa kali meminta maaf sekaligus menyatakan telah memaafkan pula I Gusti S, namun tampaknya pihak orang tua I Gusti S tidak berkenan untuk berdamai begitu saja melainkan menunggu dulu persetujuan damai dari keluarganya yang anggota polisi yang salah satunya bertugas di Polsek Bone-Bone.

Saat tiba waktu pulang anak sekolah hari itu juga, orang tua Rafli dibuat heran karena tidak melihat Rafli, anaknya, yang pulang dari sekolahnya melainkan hanya sepatunya yang kembali ke rumah. Sedangkan Rafli yang masih kelas I SMA itu telah mendekam di kantor Polsek Bone-Bone dengan mengenakan seragam sekolah.

“Baru kemarin (Sabtu, 22/2/2014) pakaian seragamnya diganti,” ujarnya

Bukan hanya orang tua Rafli, Wakasek I Made Jarwo juga mengaku heran saat mengetahui anak didiknya yang masih dibawah umur itu ditahan polisi menyusul perkelahian dengan kakak kelasnya.

I Made Jarwo mengaku tidak dapat bertindak lebih jauh mengingat posisinya hanya sebagai wakil kepala sekolah namun menyayangkan terjadinya penahanan itu. Sedangkan Kepala SMA I Sukamaju Luwu Utara terlihat tidak mau peduli dengan urusan anak didiknya yang tersangkut urusan polisi.

“Disayangkan sebab Rafli sebentar lagi akan ulangan, sedangkan I Gusti akan mengikuti ujian negara,” ujar I Made Jarwo.

Permohonan penangguhan penahanan tertanggal 22 Feberuari 2014 yang dilayangkan Untung, orang tua Rafli, tidak ditanggapi polisi. Bahkan polisi berkeras untuk memproses hingga pengadilan.

“Saya akan buatkan surat penahanan untuk siswa tersebut. Dan kita ketemu di pengadilan,” ancam Kapolsek ditirukan orang tua Rafli. Orang tua Rafli mengaku mendengar kabar bahwa anaknya itu sempat dipukul oleh petugas polisi di pos ruang penahanan.

Kapolsek Bone-Bone Lutra, Kompol Hanuddin, yang berhasil dikonfirmasi Komandoplus via seluler, Senin (24/2/2014), mengatakan dirinya tidak ada hubungan keluarga dengan pihak pelapor maupun terlapor. Hanuddin mengungkapkan ditahannya Rafli karena pihak orang tua I Gusti S menyatakan keberatan.

Dia jelaskan, perkelahian tersebut adalah yang kedua kalinya terjadi diantara mereka. Dan kali ini Rafli ditahan karena melakukannya secara bersama-sama. “Sekarang ini satu orang (Rafli) yang ditahan sedangkan dua tersangka pelaku lainnya masih buron,” dalih Hanuddin tanpa menyebut siapa kedua orang yang buron itu.

Hanuddin mengaku akan tetap berupaya mendamaikan kedua belah pihak. “Tapi tergantung kesediaan keduanya untuk berdamai,” pungkas Hanuddin sembari meminta agar berita ini tidak diputar balikkan.

Menanggapi penahanan anak dibawah umur ini, Ketua LSM Perak Muh. Roem Hehamahuwa mengatakan hendaknya polisi memperhatikan undang-undang perlindungan anak serta tidak mengesampingkan pelaksanaan hukum acara dalam menyidik Rafli.

Selain itu, Roem mengecam sikap diam Kepala Sekolah SMA I Sukamaju Luwu Utara yang tidak mau pusing dengan persoalan anak didiknya yang terlibat perkelahian hingga menyeretnya ke kantor polisi.

Terkait isu penahanan anak dibawah umur dan pemukulan anak di kantor polisi, Roem mengatakan akan membentuk tim untuk melakukan investigasi. (Isk)