Meski Jamaah Annadzir Mawang kabupaten Gowa Sulawesi Selatan memastikan melaksanakan shalat Idul Fitri pada Rabu (31/8) bersamaan dengan waktu yang mungkin ditetapkan pemerintah, namun jamaah ini tetap menampilkan corak yang berbeda. Yakni akan mengakhir puasanya pada hari Selasa (30/8) antara pukul 09.00 dan 10.00 pagi.
GOWA – KOMANDO Plus : Menurut Abah, panggilan jamaah kepada udztad Rangka, sang Amir An Nadzir Mawang, bahwa tanggal 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Selasa (30/8) pukul sembilan lewat pada pagi hari. Maka pada pukul 10.00 pagi hari Selasa tersebut mereka akan melakukan buka puasa terakhir tanpa harus menunggu hingga malamnya. Dan nanti esoknya, Rabu (31/8) pagi baru melaksanakan shlat Idul Fitri secara berjamaah.
“Kita diharamkan berpuasa pada 1 Syawal. Maka pada setelah pukul 10.00 pagi pada hari Selasa tersebut sudah termasuk 1 Syawal dimana larangan berpuasa itu berlaku. Dan karena tidak ada perintah melaksanakan shalat Ied pada siang hari, maka shalat Ied Idul Fitri akan dilaksanakan esok harinya yaitu hari Rabu (31/8) pagi,” Jelas Abah.
Begitu juga soal memulai puasa, sebagaimana diberitakan sebelumnya jamaah An Nadzir Mawang memulai puasa pada hari Ahad (31/7) yang sifatnya puasa menyambut Ramadhan. Nanti Senin (1/8) baru berpuasa 1 Ramadhan.
Sebab menurutnya, pada Ahad (31/7) tersebut masih ada bulan Sya’ban yaitu pada sebelum pukul 09.00 pagi. Dan pada pukul 09.00 pagi keatas sudah masuk Ramadhan. Kemudian nanti pada hari Senin (1/8) baru masuk bulan Ramadhan penuh (baca berita terkait : Minggu, Jama'ah An Nadzir Mawang Mulai Puasa).
Menurut pemantauan wartawan, Jamaah An Nadzir Mawang ini dari tahun ke tahun jika melaksanakan shalat Ied baik Idul Fitri maupun Idul Adha, jumlah umat Islam yang menyertainya melaksanakan shlat Ied semakin bertambah. Pertambahan tersebut berasal dari masyarakat umum yang berada di sekitarnya maupun yang berasal dari luar daerah.
Seperti tahun sebelumnya, jamaah An Nadzir Mawang akan melaksanakan shalat Ied Idul Fitri 1432 H di bawah pohon kelapa sawit yang terletak di dalam kawasan Sekolah Pertanian Gowa.
Sementara itu, kalangan umat Islam lainnya mengharapkan kepada pemerintah agar selain menetapkan hari jatuhnya 1 Syawal, juga menjelaskan kapan waktu jamnya, siang atau malam, terjadinya perpindahan bulan dari bulan Ramadhan ke bulan Syawal.
“Masa waktu terjadinya gerhana bulan bisa dijelaskan bahkan ditampilkan melalui televisi sehingga bisa diketahui waktu jam terjadinya gerhana bulan itu. Sedangkan waktu jam terbitnya bulan 1 Syawal perpindahan dari bulan Ramadhan ke bulan Syawal tidak pernah dijelaskan,” protes salah seorang warga. (Iskandar)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !