Pernyataan General Manager (GM) PLN Wilayah Sultan Batara, Ahmad Siang, yang menjamin pemasangan baru aliran listrik akan terpasang dalam jangka waktu dua atau tiga hari, tidak sesuai kenyataan. Fakta di lapangan menunjukkan, ada yang dua bulan, bahkan lebih, listrik belum juga terpasang (menyala).
MAKASSAR – KOMANDO-Plus : “Sekarang ini masyarakat sudah mudah dalam dua hari atau tiga hari pasti menyala,” kata GM PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengara (Sultan Batara), Ahmad Siang, ketika menggelar coffe morning dengan kalangan aktivis LSM dan wartawan di warung kopi Phoe Nam kawasan Panakkukang Mas Makassar beberapa waktu lalu.
Pernyataan Ahmad Siang tersebut kembali dia pertegas saat usai bertemu dengan gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, di ruang kerja gubernur Sulsel, Kamis (5/5), baru-baru ini.
“………. Kalau hari ini mendaftar, dua hari lagi sudah bisa terpasang. Tidak ada lagi daftar tunggu. Seluruh wilayah Sulsel tidak ada lagi daftar tunggu seperti kemarin-kemarin,” kata Ahmad Siang kepada wartawan sebagaimana disiarkan salah satu koran harian terbitan Makassar edisi Jumat (6/5).
Ibarat “jauh panggang dari api”, pepatah itu tampaknya tepat jika disandingkan dengan pernyataan yang dikemukakan Ahmad Siang tersebut. Sebab fakta lapangan berbicara lain yang justru menunjukkan hal sebaliknya.
Sejumlah pengaduan masyarakat yang disampaikan kepada wartawan mengeluhkan betapa lambannya pelayanan PLN dalam melayani permintaan pasang baru aliran listrik. Salah satu contohnya, Andi Saleh Panampa warga jl. Sultan Alauddin Lr 2-B Makassar yang telah mengajukan permohonan dan pendaftaran untuk pasang baru listrik sistem meter analog melalui PLN Makassar Rayon Selatan sejak bulan Maret 2011, kemudian pembayaran biaya penyambungan (BP) dan lainnya sebesar Rp 695.000 dilakukan dengan kwitansi disertai penandatanganan perjanjian jual-beli tenaga listrik tercatat tanggal Kamis (20/5), namun nanti setelah sekitar tiga bulan baru bisa terpasang karena meter analog tidak tersedia.
Kepala PLN Makassar Rayon Selatan, Abbas Saleh ST, yang dikonfirmasi Selasa (24/5), mengatakan tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi layanan “pasang baru, dua hari terpasang”. Namun hambatan yang dialaminya yakni terletak pada sarana dan prasarana serta jumlah SDM yang tidak menunjang.
“Untuk mencapai itu, ada keterbatasan-keterbatasan yang dialami. Selain jumlah tenaga yang ada tidak seimbang dengan permintaan masyarakat, juga sarana penunjang seperti kendaraan operasional yang terbatas,” jelas Abbas.
Soal jaminan listrik terpasang dua hari itu, Abbas mengatakan itu tidak salah jika dihitung dengan menggunakan angka rata-rata. Hanya saja kondisi setiap rayon tidaklah sama.
Abbas menggambarkan jumlah tenaga organik yang dimilikinya hanya dua orang yang melayani penambahan daya atau pemasangan baru di wilayah Selatan. Sedangkan kondisi Rayon Selatan tidak sama dengan kondisi Rayon lainnya. “Di Rayon Selatan intensitas permintaan masyarakat sangat tinggi,” ujar Abbas.
Informasi terkini yang diperoleh wartawan menyebutkan bahwa belum terpasangnya listrik yang dimohonkan tersebut lantaran kwh meter analog tidak tersedia di Rayon Selatan. Dan menurut Abbas, kwh meter analog baru sementara dimintakan.
Informasi lain menyebutkan, bahwa stock kwh meter analog cukup tersedia cuma ditampung di gudang Kalukuang-Tallo. Ada dugaan bahwa penampungan kwh meter analog tersebut menjadi "bisnis" tersendiri oleh oknum PLN, meski hal ini belum dapat dipastikan kebenarannya.
Kalangan LSM menilai, Ahmad Siang terlalu terburu-buru mengklaim jika dirinya dapat memberi jaminan layanan “listrik terpasang dalam jangka waktu dua hari”.
“Memang kapasitas listrik terpasang di Sulsel disebutkan mengalami surplus hingga 200 MW dan mencapai 300 MW di siang hari. Tetapi kondisi PLN di tingkat rayon tidak sama. Seharusnya benahi dulu manajemennya ke bawah agar dapat menunjang pemberian layanan. Dan Rayon adalah ujung tombak PLN dalam memberikan pelayanan. Dan yang perlu diketahui, Makassar adalah barometer di wilayah Sulsel. Kalau hanya omongan saja tapi tidak sesuai fakta lapangan, itu khan namanya omong kosong,” komentar Andi Baso, aktivis LSM. (Isk)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !