Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam SE |
Hal itu dijelaskan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam SE, saat press release, Rabu (1/11/2017).
Dijelaskan, deflasi yang terjadi di Sulsel pada Oktober 2017 ini disebabkan oleh turunnya harga pada tiga kelompok pengeluaran yang ditunjukkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar minus 1,48 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau minus 0.05 persen; dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan minus 0,30 persen, meskipun empat kelompok lainnya inflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,14 persen; kelompok sandang sebesar 1,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen; dan kelompok Pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,03.
Laju inflasi tahun kalender (Januari - Oktober) 2017 Sulsel sebesar 3,08 persen, dan laju inflasi year on year (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 3,85 persen.
Penghitungan inflasi Sulsel bulan Oktober 2017 didasarkan pada hasil Survei Harga Konsumen yang dilakukan oleh BPS Provinsi Sulsel pada pasar tradisional dan pasar modern/swalayan di 5 kota IHK nasional yaitu : Bulukumba, Watampone, Makassar, Parepare dan Palopo terjadi deflasi di Sulsel sebesar minus 0,31 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 129,98 pada September 2017 menjadi 129,58 pada Oktober 2017.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari - Oktober) 2017 sebesar 3,08 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 3,85 persen.
Terjadinya deflasi di Sulsel pada Oktober 2017 disebabkan oleh turunnya harga pada tiga kelompok pengeluaran yang ditunjukkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar minus 1,48 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau minus 0,05 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan minus 0,30 persen, meskipun empat kelompok lainnya inflasi, yaitu; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,14 persen; kelompok sandang sebesar 1,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,03 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Oktober 2017 antara lain: tomat sayur,angkutan udara, tomat buah, cabai rawit, bawang merah, layang, cabe merah, cakalang, telur ayam ras dan wortel.
Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah: emas perhiasan, beras, mujair, kangkung, sawi hijau, garam, kacang panjang, papan, upah pembantu rumah tangga dan besi beton.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Oktober 2017, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar minus 0,3609 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau minus 0,0086 persen;dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar minus 0,0540 persen.
Sedangkan kelompok yang memberikan andil inflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,0337 persen; kelompok sandang 0,0856 persen; kelompok kesehatan 0,0018 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,0012 persen.
“Ada sepuluh kelompok komoditas yang mengalami inflasi, tetapi ada sepuluh kelompok komoditas juga yang mengalami deflasi dan lebih kuat sehingga menjadi pengerem terhadap sepuluh kelompok komoditas yang mengalami inflasi itu sehingga Sulsel mengalami deflasi,” tutup Nursam Salam. (isk)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !