 |
| Takyuddin Masse (TMS) berfoto bersama seorang warga |
Kehadirannya tersebut adalah merupakan sosialisasi atas program andalannya terkait pencalonannya sebagai pasangan bupati dan wakil bupati Sinjai pada Pilkada serentak mendatang.
Ibarat pribahasa, sejauh-jauhnya seseorang pergi merantau ke negeri orang, akhirnya kembali jua ke negeri asalnya. Begitulah kelihatannya yang terjadi pada sosok Takyuddin Masse. Seorang putra daerah terbaik Sinjai yang pergi ke 'negeri' (Baca: kabupaten, red) Sidenreng Rappang (Sidrap) dan menjadi legislator selama dua periode di daerah itu.
Saat ilmu dan pengalamannya cukup, TMS rela meninggalkan daerah kabupaten Sidrap yang selama ini membesarkan namanya untuk selanjutnya kembali ke kampung halamannya di kabupaten Sinjai dengan sebuah harapan akan melakukan perubahaan di bumi "panrita kitta" tanah leluhurnya.
Dari keberhasilan di kabupaten Sidrap sebagai anggota legislatif, Takyuddin Masse (TMS) memiliki tekad untuk ikut bertarung di pemilihan kepala daerah (Pilkada) kabupaten Sinjai Priode 2018-2023 yang akan di gelar 27 Juni 2018 mendatang dengan mengusung sejumlah program andalan.
TMS pun menyatakan bersedia mewakafkan dirinya untuk mewujudkan Program Prioritas Takbir yakni:
1. Bantuan modal usaha Rp. 3 juta/KK.
2. Pembangunan infrastruktur jalan.
3. Bantuan Modal Usaha Petani dan Nelayan.
Sedangkan Program Unggulan Takbir adalah :
1. 100% warga masyarakat Sinjai mendapatkan fasilitas BPJS.
2. Membuka lapangan kerja.
3. Sembako murah.
Sebagai tahapan kampanyenya di kecamatan Sinjai Borong, Minggu (25/03/2018), ada tiga objek yang disasar yakni di Dusun Nangkae Desa Biji Nangka, Dusun Balang Desa Barambang, dan Dusun Bongki Bongki Desa Bonto Sinala.
Dari ke tiga objek itu masyarakat terlihat sangat antusias mendatangi tempat pertemuan untuk bertatap Muka dengan TMS, walau hujan mengguyur namun hal itu tidak menjadi penghalang.
Seorang warga, Puang Saleh, yang diminta komentarnya terkait pencalonan TMS sebagai bupati Sinjai menyatakan sindirannya, "Mau buatan Cina mi tafi barui pasti makessingi, mauto engka buatan Jafan tapi matoani pasti malessi masolang (Bahasa Bugis, artinya: Walau buatan Cina tapi baru pasti baik. Namun walaupun ada buatan Jepang tapi kalau sudah tua pasti sering rusak, red),"
Sementara Puang Ismain menyatakan bahwa ada sesuatu yang menjadi polemik selama ini dan berharap adanya perlidungan dan pengakuan atas hak-hak masyarakat adat Barambang Katute maupun sekitarnya yang selama ini di klaim oleh pemerintah sehingga menjadi perselisihan pandangan antara masyarakat dengan pemerintah.
Lain lagi yang dikemukakan Petta Mamma yang melihat dari sisi lain. Menurutnya, ada trend saat ini dimana warga menanam pohon pisang di tengah jalan disebabkan kekecewaan terhadap pemerintah daerah yang tidak mampu membaca harapan warga masyarakat.
"Saya sangat berharap kepada bupati di periode yang akan datang agar jangan lagi ada tanaman pohon pisang di tengah jalan," pungkas Petta Mamma. (*)
Laporan: Sambar.
Editor: Iskandar.
____________________
Alamat Redaksi: Markas Kodim 1408/BS Lt. 2 Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 14 Telp. (0411) 854127 - 854424 Hotline 081342377788 - 085355426133 Makassar Sulsel. Wartawan komandoplus.com dibekali dengan kartu pers yang masih berlaku disertai Surat Tugas.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !