AKBP Lafry Prasetyo (kanan) |
Pertemuan tersebut digelar dan difasiltasi oleh jamaah Majelis An Nadzir Mawang, Rabu (22/5), sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya dengan melibatkan ormas Islam, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan unsur pemerintah serta unsur kementerian agama setempat.
Salah seorang peserta pertemuan, Ust. Lukman A. Bakti selaku tokoh An Nadzir menyarankan pentingnya reinterpretasi oleh tiap individu Islam atas pemahaman terhadap ajaran Islam itu sendiri sebagai rahmatan lil alamin.
Menurut Ust. Lukman, hendaknya Islam itu tidak diartikan sebagai agama melainkan diartikan sebagai hukum keselamatan (Dinul Islam) sehingga umat Islam itu tidak merasa lebih dari yang lain.
Kapolres Gowa, AKBP Lafry Prasetyo, mengatakan menangani potensi dan menanggulangi gangguan keamanan khususnya terhadap aksi terorisme polisi tidak bisa bekerja sendiri tetapi diharapkan adanya peran serta masyarakat.
AKBP Lafry Prasetyo memastikan keberadaan kelompk teroris atau jaringannya di kabupaten Gowa tidak ada, namun perlu diantisipasi potensi keberadaannya.
“Sejauh ini belum ada, namun indikasinya dimungkinkan karena potensi daerah letak geografisnya mendukung khususnya di daerah dataran tinggi,” ujar Lafry sembari merujuk pada pengalaman penangkapan gembong teroris Noordin M. Top dan Ashari yang ditangkap di daerah pengunungan Di Batu Malang beberapa waktu silam. (isk)