MAKASSAR - KOMANDOPLUS : Perkembangan inflasi provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada September 2013 mengalami perubahan dan berada di angka minus 0,18 persen, masih dibawah inflasi nasional sebesar 0,35 persen serta secara nasional menempati urutan ke delapan belas dari 66 kota indeks harga konsumen (IHK) di Indonesia.
Data BPS Sulsel per 1 Oktober 2013 menyebutkan, terdapat sepuluh komoditas yang mendorong terjadinya inflasi Sulsel yakni emas perhiasan, tempe, daging ayam ras, ikan layang, besi beton, kentang, tahu mentah, Mie, beras, dan batu bata/batu tela.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sulsel, Nursam Salam SE, menjelaskan, selain faktor pendorong terjadinya inflasi juga terdapat sebelas komoditi pengendali inflasi di Sulsel yakni bawang merah, cabe rawit, tomat sayur, bandeng, pepaya, telur ayam ras, angkutan antar kota, bawang putih, ayam hidup, sawi hijau, dan angkutan udara.
Dari 66 Kota IHK, 13 kota mengalami Inflasi dan 53 kota terjadi Deflasi. Inflasi tertinggi di kota Tanjung Pinang (1,70 %), dan inflasi terendah di kota Sukabumi dan Singkawang masing-masing (0,04 %). Deflasi tertinggi di kota Sorong (-4,28 %), dan deflasi terendah di kota Surabaya (-0,02 %). (isk)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !