Headlines News :

Ads google

Program Umrah 9 dan 13 Hari PT. Maharani Tours

Program Umrah 9 dan 13 Hari PT. Maharani Tours
Jl. Gn. Bawakaraeng No. 111E (Depan SPBU Terong) Telp. 0411-420600 WA 085395591962 Makassar

Propellerads

PropellerAds
Home » , , » Oktober 2019, Ekspor dan Impor Naik, Sulsel Alami Surplus

Oktober 2019, Ekspor dan Impor Naik, Sulsel Alami Surplus

Written By komando plus on Senin, 02 Desember 2019 | 20.44.00

MAKASSAR - KOMANDOPLUS : Nilai ekspor yang dikirim melalui pelabuhan Sulawesi Selatan (Sulsel) pada bulan Oktober 2019 tercatat mencapai US$ 133,51 Juta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 8,56 persen bila dibandingkan nilai ekspor bulan September 2019 yang mencapai US$ 122,98 Juta.

Selaras dengan hal itu, capaian Oktober 2019 tercatat mengalami peningkatan sebesar 31,53 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 101,50 Juta.

Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel per 2 Desember 2019 menyebutkan, lima komoditas utama yang diekspor pada September 2019 yaitu nikel; biji-bijian berminyak dan tanaman obat; garam, belerang dan kapur; lak, getah dan damar; serta besi dan baja dengan distribusi persentase masing-masing sebesar 71,92 persen, 6,73 persen, 5,49 persen, 3,16 persen dan 3,14 persen. Sebagian besarnya di ekspor ke Jepang, Tiongkok, Filipina, Australia dan Korea Selatan dengan proporsi masing-masing 71,52 persen, 16,94 persen, 2,23 persen. 1,55 persen dan 0,94 persen.

Nikel merupakan komoditas dengan nilai ekspor terbesar dengan nilai sebesar US$ 96,03 juta (71,92 persen); disusul kelompok komoditas biji bijian berminyak dan tanaman obat sebesar US$ 8,99 juta (6,73 persen); Garam, belerang dan kapur sebesar US$ 7,33 Juta (5,49 persen); lak getah dan damar sebesar US$ 4,22 juta (3,16 persen); serta Besi dan baja sebesar US$ 4,20 juta (3,14 persen); dari total nilai ekspor Sulawesi Selatan. Bila dibandingkan dengan September 2019 maka komoditas nikel meningkat 16,82 persen; biji bijian berminyak dan tanaman obat turun 15,40 persen; Garam, belerang dan kapur naik sebesar 115,62 persen; lak getah dan damar turun 43,72 persen; serta Besi dan baja turun sebesar 56,61 persen.

Lima negara tujuan ekspor terbesar yaitu Jepang dengan nilai sebesar US$ 98,16 juta (73,52 persen); disusul Tiongkok dengan nilai US$ 22,62 juta (16,94 persen); Filipina dengan nilai US$ 2,97 juta (2,23 persen); Australia dengan nilai US$ 2,07 juta (1,55 persen) dan Korea Selatan dengan nilai US$ 1,26 Juta (0,94 persen) dari total nilai ekspor Sulawesi Selatan.

Sementara Impor tercatat mencapai US$ 111,05 Juta. Angka ini juga mengalami peningkatan 11,30 persen bila dibandingkan nilai impor bulan September 2019 yang mencapai US$ 99,78 juta. Sejalan dengan itu, capaian Oktober 2019 tercatat mengalami peningkatan sebesar 26,07 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 88,09 juta.

Lima kelompok komoditas utama yang diimpor yaitu bahan bakar mineral; mesin-mesin /pesawat mekanik; gandum ganduman; ampas/sisa industri makanan; dan gula dan kembang gula dengan distribusi persentase masing-masing sebesar 29,51 persen, 19,05 persen, 15,39 persen, 10,60 persen dan 7,12 persen.

Sebagian besar impor didatangkan dari Singapura, Korea Selatan, Argentina, Thailand, dan Tiongkok dengan proporsi masing-masing 25,40 persen, 12,95 persen, 9,81 persen, 7,89 persen dan 7,16 persen.

Komoditas impor dengan nilai terbesar adalah bahan bakar mineral dengan nilai sebesar US$ 32,78 juta (29,51 persen); mesin-mesin/pesawat mekanik dengan nilai sebesar US$ 21,16 juta (19,05 persen); gandum-ganduman dengan nilai sebesar US$ 17,09 juta (15,39 persen); Ampas/sisa industri makanan dengan nilai sebesar US$ 11,77 juta (10,60 persen); dan gula dan kembang gula dengan nilai sebesar US$ 7,91 juta (7,12 persen) dari total nilai impor Provinsi Sulawesi Selatan.

Dibandingkan dengan September 2019 maka bahan bakar mineral mengalami penurunan sebesar 19,26 persen; mesin-mesin/pesawat mekanik turun 10,42 persen; dan gandum-ganduman naik 166,82 persen.

Negara asal impor dengan nilai lima terbesar yaitu dari Singapura dengan nilai sebesar US$ 28,21 juta (25,40 persen); disusul Korea Selatan dengan nilai US$ 14,38 juta (12,95 persen); Argentina dengan nilai US$ 10,89 juta (9,81 persen), Thailand dengan nilai US$ 8,76 Juta (7,89 persen), dan Tiongkok dengan nilai US$ 7,95 juta (7,16 persen) dari total nilai impor Sulsel.

Dibandingkan dengan bulan September 2019, nilai impor dari Singapura turun sebesar 27,26 persen; nilai impor dari Korea Selatan meingkat sebesar 50,67 persen; nilai impor dari Argentina meningkat sebesar 102,12 persen, dan nilai impor dari Thailand meingkat sebesar 0,10 persen. Jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2018 maka nilai impor dari Singapura mengalami penurunan 30,52 persen, nilai impor dari Korea Selatan meningkat sebesar 2751,94 persen, nilai impor dari Argentina naik sebesar 4,58 persen; nilai impor dari Thailand meningkat sebesar 1196,79 persen; dan nilai impor dari Tiongkok turun sebesar 64,02 persen.

Dari ekspor dan impor tersebut BPS Sulsel mencatat Neraca Perdagangan Sulsel pada Oktober 2019 mengalami surplus sebesar US$ 22,46 Juta.

Begitu juga sepanjang periode Januari-Oktober 2019, Neraca Perdagangan Slseljuga tercatat mengalami surplus sebesar US$ 28,88 Juta. (is)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Design Editor by Iskandar
Copyright © 2014. Komandoplus - Media Cyber - Email: redaksikomandonews@gmail.com
_____________