Soal Bayi Lahir Patah Lengan, RSUD Sinjai Gelar Konfrensi Pers

Dokter RSUD Sinjai dan penasehat hukum Sinjai saat konpers.

SINJAI - KOMANDOPLUS : Insiden bayi patah lengan saat lahir yang memunculkan dugaan ditarik paksa, pihak RSUD Sinjai menggelar konferensi pers di ruang pertemuan RSUD Sinjai untuk menghindari terjadinya simpang siur pemberitaan, Selasa (05/06/2018).

Dalam konfrensi pers tersebut, pihak manajemen RSUD Sinjai yang diwakili dr. Fatma tampak menyesalkan kejadian yang tidak diharapkan itu.

"Kami dari pihak RSUD menyampaikan rasa empati yang sedalam-dalamnya kepada pasien dan keluarga pasien yang mengalami masalah ini. Kejadian ini merupakan komplikasi yang sama-sama kita tidak harapkan," ucap dr. Fatma mengawali keterangannya.

Selanjutnya, dr. Fatma menguraikan kronologis kejadiannya, bahwa pasien Ny. YL (26 tahun) awalnya masuk ke bagian Ponek RSUD Sinjai pada tanggal 11 Mei 2018 tanpa rujukan dengan keluhan sakit perut tembus ke belakang.

Dan sebagaimana SOP pelayanan, petugas yang menerima pasien kemudian melakukan anamnesis (tanya jawab) dan pemeriksaan fisik. Hasil pemeriksaan tersebut disampaikan ke dokter melalui telepon dengan memberikan gambaran kondisi umum pasien. Selanjutnya dokter penanggung jawab memberikan instruksi untuk melakukan pemasangan infus, observasi his, dan kemajuan persalinan.

Tak lama kemudian, ketuban Ny. YL pecah, spontan dari hasil pemeriksaan bidan menyatakan pasien sudah pembukaan lengkap. Lalu pasien dituntun untuk melakukan persalinan sesuai dengan SOP persalinan normal.

Namun dalam proses persalinan normal tersebut terjadi penyulit yang tidak bisa diprediksi berupa distosia bahu, yakni kondisi dimana bahu janin tersangkut. Kasus ini merupakan persalinan dengan penyulit yang masih dalam kompetensi bidan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kemudian bayi dirujuk pada tanggal 14 Mei 2018 ke RS. Pelamonia Makassar.

Menurutnya, penanganan pasien itu sudah sesuai dengan standar pelayanan di RSUD Sinjai, yaitu bayi di konsul di bagian anak dan dirawat di bagian perinatologi, serta dilakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan.

"Jadi tidak benar bayi ditarik paksa," tandasnya.

Pada kesempatan konfrensi pers tersebut pihak RSUD menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar pasien atas kejadian yang tidak diharapkan tersebut.

Tim penanganan sengketa dan permasalahan hukum Pemda Sinjai, Khair Halis Syurkati, mengatakan bahwa tujuan konfresi pers ini adalah untuk mencari solusi terbaik dari pihak pasien maupun dari pihak RSUD Sinjai untuk menghindari terjadinya pemberitaan yang simpan siur.

Kasus ini pula sudah dilaporkan di kepolisian setempat oleh keluarga pasien, dan ini adalah delik aduan. Beberapa orang saksi juga sudah diperiksa dan dimintai keterangan oleh aparat kepolisian.

"Kami berusaha untuk memediasi keluarga pasien dengan pihak RSUD, sementara perkembangan kondisi bayi juga sudah membaik, gips sudah dilepas," jelas Khair.

Hadir dalam konfrensi pers itu para Kasubag pada Bagian Humas Setdakab Sinjai, sejumlah wartawan dari berbagai media, dan perwakilan mahasiswa.

Sedangkan yang memberikan keterangan dalam konfrensi pers yakni dr. Yuli, dr. Hikma, dr. Emi, dr. Fatmawati, dan penasehat hukum pemda Kabupaten Sinjai, Khair Halis Syurkati. (*)

Laporan: Sambar.
Editor: Iskandar.
____________________

Alamat Redaksi: Markas Kodim 1408/BS Lt. 2 Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 14 Telp. (0411) 854127 - 854424 Hotline 081342377788 - 085255426133 Makassar Sulsel. Pem Red/Pen Jab: Andi Iskandar. WA App. Android: 085395591962. Web: http://www.komandoplus.com/ Email: redaksikomandonews@gmail.com Wartawan media online komandoplus.com dalam menjalankan tugas dibekali kartu pers yang masih berlaku.