Arifuddin (kiri), Ny Hamisa Baji (kanan) |
Disertai Sekretaris, Nasution Jarre, dan Koordinator Divisi Hukum dan HAM, Mukhsin SH, Sjaffry mendatangi panti asuhan Gowa Hira, Rabu (22/1/2014) malam, mengklarifikasi laporan yang diterimanya tentang dugaan terjadinya tindak kekerasan terhadap anak atas nama Muhammad Abduh sehingga lari meninggalkan pantinya.
Didampingi suaminya, Arifuddin yang juga Ketua yayasan, sang Pembina Yayasan Sabar Mulya, Ny. Hamisa Baji membantah telah menganiaya anak asuhnya, Abduh. Tapi dia mengakui pernah memukul Abduh menggunakan buku sebagai bentuk pembinaan karena nakal dan berkelahi.
"Tidak benar itu kalau dikatakan kami menganiaya anak asuh kami pak. Memang pernah saya pukul anak itu (Abduh) pake buku tulis sebagai pembinaan karena dia berkelahi. Dan pernah juga berkelahi di sekolahnya," elak Hamisa.
Sementara Abduh yang sedang dalam pengawasan Divisi Hukum dan HAM Komnas Waspan RI mengaku tidak mau kembali ke pantinya. Oleh karena keengganan anak panti itu untuk kembali ke pantinya, sehingga pihak Komnas Waspan meminta pihak Panti Asuhan Gowa Qira berkenan melepaskan pengasuhan anak tersebut, dan pihak panti menyetujuinya.
Paska lepas dari pengasuhan panti Gowa Qira, pihak Komnas Waspan berencana memindahkan Abduh ke panti asuhan yang ada di Makassar namun tetap meminta persetujuan anak itu sendiri. Selain itu, berencana akan menyerahkan ke lembaga perlindungan anak.
Sebelumnya diberitakan, Abdul yang bernama lengkap Muhammad Abdul Jafar Yasir mengaku sering mendapat perlakuan kasar dari pemilik panti berupa pukulan menggunakan alat. Terakhir menerima pukulan dengan ikat pinggang pada bagian rahang kanannya dan meninggalkan bekas luka. Karena tak tahan akhirnya lari meninggalkan pantinya.
“Saya dipukul pake selipi (ikat pinggang) karena main-main panah. Saya tidak mau pulang, saya takut disiksa lagi,” aku Abdul sembari menunjukkan luka bekas pukulan di rahang kanannya, Selasa (21/1).(isk)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !