 |
| Ilustrasi |
Melalui suratnya bernomor 04/001/SMS/DEKOM/GM/IV/2019/e tanggal 22 April 2019 yang ditanda tangani oleh Pengurus Pusat, Ahmad Ando, GERAK MISI menyebut banyak beredar barang haram di dalam Rutan yaitu narkotika jenis sabu, penggunaan gadget (HP) pada narapidana (NAPI), Rol KP sebagai tempat penyiksaan, adanya diskriminasi antara tahanan, dan mempertanyakan kualitas asupan makanan bagi tahanan, serta menilai terjadinya pelanggaran UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi public.
Ahmad Ando yang mengaku pernah menginap di dalam Rutan Kelas I Makassar selama beberapa hari karena tersandung dugaan kasus merasa heran melihat fakta di dalam rumah tahanan itu, sebab proses masuk bagi pembesuk untuk dapat masuk ke Rutan sangat ketat, mulai dari pelarangan membawa narkotika jenis apapun, membawa handphone (HP), membawa senjata tajam, dan benda–benda lainnya sebagaimana aturan yang ditetapkan oleh RUTAN KELAS 1 Makassar.
"Tapi kenapa bisa ada narkoba yang beredar di dalam ruang tahanan," kata Ahmad Ando heran.
Selain itu, Ahmad Ando menduga ada indikasi korupsi yang dilakukan secara bersama-sama melalui asupan makanan mulai dari pengolahan nasi yang tidak bersih, sebab nasi yang seharusnya berwarna putih tetapi yang disajikan adalah nasi berwarna kecoklatan, telur yang sudah berbau, ikan yang tidak layak dikonsumsi, dan daging yang begitu keras.
"Inilah yang kami duga adanya pemotongan anggaran. Dan berdasarkan UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik kami meminta untuk perincian anggaran tersebutnamunhingga saat ini tidak ada jawaban," tandasnya.
Terkait ihwal tersebut, GERAK MISI menyatakan akan menggelar aksi unjuk rasa apabila persoalan ini tidak segera dituntaskan dengan mengusung beberapa tuntutan.
Sejauh ini belum diperoleh keterangan konfirmasi dari Kepala RUTAN Kelas 1 Makassar. (is)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !